Minggu, 04 Januari 2009

Pai. artikel

Menahan Amarah

Kategori :

Mensucikan Hati

Selasa, 17 Juni 2008 @ 07:43:44

Menahan Amarah
Oleh : Nasher Akbar

''Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.'' (Ali-Imron: 133-134).

Amarah merupakan tabiat manusia yang sulit untuk dikendalikan. Dan, Allah menjadikan orang yang mampu untuk menahan amarahnya sebagai salah satu ciri orang yang bertakwa. Di samping itu Allah akan memberikan pahala kepada orang yang menahan amarahnya lalu memaafkan mereka yang menyakitinya. Allah berfirman, ''Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.'' (Asy-Syuura: 40).

Abu hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu hari, seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW. Ia berkata kepada beliau. Ya Rasulullah! Nasihatilah saya! Sabdanya, ''Janganlah engkau marah.'' Lalu beliau ulangkan beberapa kali, dan sabdanya, ''Jangan engkau marah.'' (HR Bukhori).

Penekanan Rasulullah SAW di atas menunjukkan betapa pentingnya menahan amarah. Karena ia adalah penyebab terjadinya pertikaian, perpecahan, dan permusuhan. Dan bila ini terjadi, maka akan membawa dampak negatif kepada umat Islam. Oleh sebab itu pula, Islam tidak membenarkan seorang Muslim untuk saling bertikai dan saling berpaling satu sama lain melebihi dari tiga malam.

Sahabat Abu Bakar ra pernah mendapatkan teguran dari Allah SWT karena kemarahan yang dilakukannya dengan bersumpah untuk tidak memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri Aisyah. Allah berfirman, ''Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat-(nya).

Betapa indahnya dunia ini, jika setiap orang berusaha menahan amarahnya. Pertikaian, kerusuhan, permusuhan di mana-mana tidak akan terjadi. Karena kejahatan yang dibalas dengan kejahatan tidaklah memberikan solusi, namun menambah persoalan dan memperpanjang perselisihan.

Sumber : Republika

Komentar tentang Artikel Menahan Amarah

Menahan amarah merupakan suatu perbuatan yang tidak mudah dikendalikan oleh manusia karen akerap kali dikelilingi suasana yang mampu memancing amarah kita. Sebagai manusia kita diberkati akal dan pikiran guna menyiasati bahkan mengendalikan amarah kita agar tidak terjadi hal-hal buruk di sebabkan oleh amarah seperti pertimkaian, perpecahan dan permusuhan.

Banyak sekali kita menemukan contoh-contoh kegagalan manusia dalam mengendalikan amarah dalam kehidupan sehari-hari. Ada seorang ibu yang tega mengurung anaknya yang masih berusia 5 tahun di dalam kamar mandi karena rasa kesalnya pada anaknya itu. Ada juga sejumlah anak muda yang tega menghakimi seorang pemuda lainnya karena hal sepele yang tak jelas masalahnya. Seringkali kita begitu mudah tersulut emosi karena suatu hal yang sebenaranya mampu di selesaikan dengan cara yang yang lebih baik seandainya pikiran dan hati kita selalu lapang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Alangkah sempitnya pikiran mereka yang terjerumus dalam lautan masalah karena amarah mereka sendiri. Rasulullah SAW juga menekankan betapa pentingnya menahan amarah bagi kita agar terhindar dari segala keburukan. Rasulullah SAW juga pernah dalam perjalannya menuju mesjid untuk melaksanakan shalat berjamaah kerap di ludahin dan maki dalam perjalanan. Namun Rasulullah selalu mampu menahan amarahnya bahkan membuat orang-orang yang meludahi dan memakinya itu menjadi masuk islam karena melihat kesabaran dan kebaiakn Rasulullah kepadanya meskipun beliau telah di sakiti mereka.

Semua permasalahan dapay diselesaikan tanpa perlu adanya amarah yang mengambil alih penyelesaiannya. Berfikir fositif dalam hal apapun karena semua masalah yang datang bila di hadapi dengan pikiran yang positif serta hati tyang lapang Insya Allah akan dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar